TEKNOLOGI LAS 2
Jenis-jenis Kandungan Mikroskpik
*MARTENSITE*
Martensit terbentuk apabila besi
austenit didinginkan dengan sangat cepat (quenching) ke temperatur rendah,
sekitar temperatur ambien . Martensit
adalah fasa tunggal yang tidak seimbang (metastable:kondisi tidak setimbang dan
untuk mencampai kesetimbangan butuh waktu yang lama dan terkadang dianggap
sudah stabil) yang terjadi karena transformasi tanpa difusi dari austenit dan
terjadi supersaturated (superjenuh) solid solution of carbon in alpha-ferrit .
Martensite memiliki struktur BCT (body centered tetragonal).
* PEARLITE *
Perlit sering
dikatakan sebagai dua bertahap, pipih (atau
berlapis) struktur yang terdiri dari bolak lapisan alpha-ferit (88 wt%) dan sementit
(12%).Pada saat pembentukan pearlite, gerakan atom C bergerak dari ferit ke
sementit.
Cara yang lebih mudah adalah dengan
menggunakan diagram TTT. Dari transformasi tersebut, temperatur eutectoid
adalah garis horizontal pada temperatur 727 oC. Transformasi terjadi dibawah
garis eutectoid atau super cooling. Transformasi terjadi pada temperatur tetap
atau isothermal.
BAINITE*
Bainite adalah struktur ferit
dan sementit yang berbentuk lidi atau plat tergantung temperatur
transformasi. Struktur mikro bainit adalah sangat halus sehingga resolusinya
hanya bisa dilihat dengan mikroskop electron.
• difusi lambat
pada suhu rendah menyebabkan fine-grained mikro dengan struktur berlapis tipis perlit (perlit halus)
• Pada suhu yang lebih tinggi, tingkat difusi yang tinggi memungkinkan untuk pertumbuhan butir yang lebih besar dan pembentukan tebal -layered struktur perlit (perlit kasar)
• Struktur kasar perlit memiliki keuletan dan ketangguhan yang lebih baik dibandingkan dengan struktur perlit halus tapi struktur perlit halus memiliki kekuatan yang lebih baik dibandingkan dengan struktur perlit kasar.
• Pada suhu yang lebih tinggi, tingkat difusi yang tinggi memungkinkan untuk pertumbuhan butir yang lebih besar dan pembentukan tebal -layered struktur perlit (perlit kasar)
• Struktur kasar perlit memiliki keuletan dan ketangguhan yang lebih baik dibandingkan dengan struktur perlit halus tapi struktur perlit halus memiliki kekuatan yang lebih baik dibandingkan dengan struktur perlit kasar.
Jika
temperatur ditahan pada sedikit dibawah temperatur eutectoid maka akan
terbentuk lapisan ferit sementit yang tebal dan disebut juga “ coarse pearlite”
(pearlite kasar), kebalikannya jika temperatur transformasinya lebih rendah
disekitar 540 oC maka lapisan-lapisan perlite yang terbentuk akan tipis dan
disebut juga “fine pearlite” (pearlite halus).
Jenis-jenis kampuh
KUALIFIKASI JURU LAS
Pada pekerjaan pengelasan ada
berakea ragam, tiap jenis pekerjaan las dilakukan oleh juru las sesuai dengan
jenis pekerjaan las yang tercantum pada masing-masing sertifikat juru las. Juru
las (welder) digolongkan atas :
- Juru Las Kelas I (satu)
- Juru Las Kelas II (dua)
- Juru Las Kelas III (tiga)
- Juru Las Kelas I (satu) boleh melakukan pekerjaan yang
dilakukan oleh juru las kelas II (dua) dan kelas III (tiga)
- Juru Las Kelas II (dua) boleh melakukan pekerjaan yang
dilakukan oleh juru las kelas III (tiga) tetapi dilarang mengelas jenis
pekerjaan yang boleh dilakukan oleh juru las kelas I (satu)
- Juru Las Kelas III (tiga) dilarang melakukan pekerjaan
yang boleh dilakukan oleh juru las kelas II (dua) dan kelas I (satu)
URAIAN PEKERJAAN
- Juru Las Kelas I (satu) melakukan pekerjaan pengelasan
pada sambungan-sambungan pada bagian-bagian yang mengalami tekanan (over
druk-over druk) misalnya badan silindris, front, dinding pipa-pipa sebagai
penguat, penguat-penguat dinding, plendes sambungan-sambungan pipa dan
pipa-pipa bertekanan.
- Juru Las Kelas II (dua) melakukan pekerjaan pengelasan
pada tangan, penyangga, isolasi, bagian dari dapur pengapian ketel uap.
- Juru Las Kelas III (tiga) melakukan pekerjaan-pekerjaan
las yang tidak menderita tekanan salat-salat bagian luar.
PROSES-PROSES
PENGELASAN
1. Shielded metal arc welding (SMAW).
2. Gas tungsten arc welding (GTAW).
3. Gas metal arc welding (GMAW).
4. Flux cored arc welding (FCAW).
5. Submerged arc welding (SAW).
1.
Shielded
Metal Arc Welding
SMAW
adalah proses las busur manual dimana panas pengelasan dihasilkan oleh busur
listrik antara elektroda terumpan berpelindung flux dengan benda kerja. Gambar
100-1 memperlihatkan bentuk rangkaian pengelasan SMAW.
Bagian
ujung elektroda, busur, cairan logam las dan daerah-daerah yang berdekatan
dengan benda kerja, dilindungi dari pengaruh atmosfir oleh gas pelindung yang
terbentuk dari hasil pembakaran lapisan pembungkus elektroda. Perlindungan
tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag
yang terbentuk. Filler metal atau logam tambahan disuplai oleh inti
kawat elektroda terumpan, atau pada elektroda-elektroda tertentu juga berasal
dari serbuk besi yang dicampur dengan lapisan pembungkus elektroda. Gambar
100-2 memperlihatkan prinsip dasar proses SMAW.
Keuntungan
SMAW
adalah proses las busur paling sederhana dan paling serba guna. Karena
sederhana dan mudah dalam mengangkut peralatan dan perlengkapannya, membuat
proses SMAW ini mempunyai aplikasi luas mulai dari refinery piping hingga
pipelines, dan bahkan untuk pengelasan di bawah laut guna memperbaiki
struktur anjungan lepas pantai. SMAW bisa dilakukan pada berbagai posisi atau
lokasi yang bisa dijangkau dengan sebatang elektroda. Sambungan-sambungan pada
daerah dimana pandangan mata terbatas masih bisa di las dengan cara
membengkokkan elektroda.
Proses
SMAW digunakan untuk mengelas berbagai macam logam ferrous dan non ferrous,
termasuk baja carbon dan baja paduan rendah, stainless steel, paduan-paduan
nikel, cast iron, dan beberapa paduan tembaga.
Kelemahan
Meskipun
SMAW adalah proses pengelasan dengan daya guna tinggi, proses ini mempunyai
beberapa karakteristik dimana laju pengisiannya lebih rendah dibandingkan
proses pengelasan semi-otomatis atau otomatis. Panjang elektroda tetap dan
pengelasan mesti dihentikan setelah sebatang elektroda terbakar habis. Puntung
elektroda yang tersisa terbuang, dan waktu juga terbuang untuk mengganti–ganti
elektroda. Slag atau terak yang terbentuk harus dihilangkan dari lapisan las
sebelum lapisan berikutnya didepositkan. Langkah-langkah ini mengurangi efisiensi
pengelasan hingga sekitar 50 %.
Asap
dan gas yang terbentuk merupakan masalah, sehingga diperlukan ventilasi memadai
pada pengelasan di dalam ruang tertutup. Pandangan mata pada kawah las agak
terhalang oleh slag pelindung dan asap yang menutupi endapan logam. Dibutuhkan
juru las yang sangat terampil untuk dapat menghasilkan pengelasan berkualitas
radiography apabila mengelas pipa atau plat hanya dari arah satu sisi.
2.
Gas
Tungsten Arc Welding
Pada
pengelasan dengan proses GTAW, panas dihasilkan dari busur yang terbentuk dalam
perlindungan inert gas (gas mulia) antara elektroda tidak terumpan
dengan benda kerja. GTAW mencairkan daerah benda kerja di bawah busur tanpa
elektroda tungsten itu sendiri ikut meleleh. Gambar 100-3 memperlihatkan
peralatan untuk proses GTAW. Proses ini bisa dikerjakan secara manual atau
otomatis. GTAW disebut juga dengan Heliarc yaitu istilah yang berasal
dari merek dagang Linde Company atau Tig (tungsten inert gas). Filler
metal ditambahkan ke dalam daerah las dengan cara mengumpankan sebatang kawat
polos. Teknik pengelasan sama dengan yang dipakai pada oxyfuel gas welding atau
OAW, tetapi busur dan kawah las GTAW dilindungi dari pengaruh atmosfir oleh
selimut inert gas, biasanya argon, helium atau campuran keduanya. Inert gas
disemburkan dari torch dan daerah-daerah disekitar elektroda tungsten.
Hasil pengelasan dengan proses GTAW mempunyai permukaan halus, tanpa slag dan
kandungan hydrogen rendah.
Jenis
lain proses GTAW adalah pulsed GTAW, dengan menggunakan sumber listrik
yang membuat arus pengelasan pulsasi. Hal ini membuat arus rata-rata menjadi
lebih tinggi untuk mendapatkan penetrasi dan kontrol kawah las yang lebih baik,
terutama untuk pengelasan root pass. Pulsed GTAW terutama bermanfaat
untuk pengelasan pipa posisi-posisi sulit pada stainless steel dan non ferrous
material seperti paduan nikel.
GTAW
sudah diaplikasikan juga untuk pengelasan otomatis. Otomatisasi proses ini
membutuhkan sumber listrik dan pengontrolan terprogram, sistim pengumpanan
kawat dan mesin pemandu gerak. Proses ini sudah digunakan untuk membuat las
sekat pada tube-to-tubesheet bermutu tinggi dan las tumpul pada
pipa-pipa heat exchanger. Butt weld pada pipa tebal diameter
besar pada pembangkit tenaga listrik, merupakan keberhasilan lain dari aplikasi
GTAW otomatis. GTAW menggunakan pengumpanan kawat otomatis disebut juga dengan cold
wire TIG. Jenis lain dari pengelasan GTAW otomatis disebut hot wire TIG,
yang dikembangkan untuk menyaingi yang lain dengan laju deposit lebih tinggi.
Pada hot wire TIG, kawat las mendapat tahanan panas yang berasal dari arus AC
tegangan rendah untuk memperbesar laju pengisian.
Keuntungan.
Proses
GTAW menghasilkan pengelasan bermutu tinggi pada bahan-bahan ferrous dan non
ferrous. Dengan teknik pengelasan yang tepat, semua pengotor yang berasal dari
atmosfir dapat dihilangkan. Keuntungan utama dari proses ini yaitu, bisa
digunakan untuk membuat root pass bermutu tinggi dari arah satu sisi pada
berbagai jenis bahan. Oleh karena itu GTAW digunakan secara luas pada
pengelasan pipa, dengan batasan arus mulai dari 5 hingga 300 amp, menghasilkan
kemampuan lebih besar untuk mengatasi masalah pada posisi sambungan yang
berubah-ubah seperti celah akar. Sebagai contoh, pada pipa tipis (dibawah 0,20
inci) dan logam-logam lembaran, arus bisa diatur cukup rendah sehingga
pengendalian penetrasi dan pencegahan terjadinya terbakar tembus (burnt
through) lebih mudah dari pada pengerjaan dengan proses menggunakan
elektroda terbungkus. Kecepatan gerak yang lebih rendah dibandingkan dengan
SMAW akan memudahkan pengamatan sehingga lebih mudah dalam mengendalikan logam
las selama pengisian dan penyatuan.
Kelemahan.
Kelemahan
utama proses las GTAW yaitu laju pengisian lebih rendah dibandingkan dengan
proses las lain umpamanya SMAW. Disamping itu, GTAW butuh kontrol kelurusan
sambungan yang lebih ketat, untuk menghasilkan pengelasan bermutu tinggi pada
pengelasan dari arah satu sisi. GTAW juga butuh kebersihan sambungan yang lebih
baik untuk menghilangkan minyak, grease, karat, dan kotoran-kotoran lain agar
terhindar dari porosity dan cacat-cacat las lain.
GTAW
harus dilindungi secara berhati-hati dari kecepatan udara di atas 5 mph untuk
mempertahankan perlindungan inert gas di atas kawah las.
Aplikasi
pada pekerjaan.
GTAW
mempunyai keunggulan pada pengelasan pipa–pipa tipis dan tubing stainless
steel diameter kecil, paduan nikel, paduan tembaga dan aluminum. Pada
pengelasan pipa dinding tebal, GTAW sering kali dipakai pada root pass untuk
pengelasan yang membutuhkan kualitas tinggi, seperti pada pipa-pipa tekanan
tinggi dan temperatur tinggi dan pipa-pipa belokan pada dapur pemanas. GTAW
juga digunakan pada root pass apabila membutuhkan permukaan dalam yang licin,
seperti pada pipa-pipa dalam acid service. Karena ada perlindungan inert
gas terhadap pengelasan dan mudah dalam mengontrol proses las, membuat GTAW
sering kali digunakan pada logam-logam reaktif seperti titanium dan magnesium.
Pada
pipa-pipa tipis, 0,125 inci atau kurang, bisa digunakan sambungan berbentuk
persegi dan rapat. Root pass dikerjakan tanpa menambahkan filler metal (disebut
dengan autogenous weld). Pada pipa-pipa tebal, bagian ujung sambungan
mesti dibevel, diluruskan dan diberi celah (disebut dengan bukaan akar),
kemudian ditambahkan filler metal selama pengelasan root pass. Sebagai
pengganti filler metal, bisa juga disisipkan consumable insert (ring
penahan) ke dalam sambungan, yang nantinya bersatu dengan root (sebagai filler
metal tambahan). Pengelasan dengan consumable insert membutuhkan kontrol
kelurusan sambungan yang teliti.
Backup
Gas Purge.
Backup
gas purge digunakan pada bahan-bahan yang sensitif terhadap kontaminasi udara
pada sambungan-sambungan las tunggal yang tidak di backgouging. Backup gas
perlu pada baja-baja chrome-moly tertentu (≥ 3 % chromium), stainless steel,
paduan-paduan nikel tinggi, paduan tembaga dan titanium. Gas purge tidak
diperlukan pada pengelasan carbon steel atau low alloy steels apabila kandungan
chromium kurang dari 3 %. Baik argon atau helium bisa digunakan sebagai purge
gas. Pilihan lain bisa juga menggunakan nitrogen sebagai gas purge, untuk
pengelasan austenitic stainless steel, tembaga dan paduan-paduan tembaga.
Nitrogen tidak cocok pada bahan-bahan lain karena beraksi sebagai pengotor.
Hasil
terbaik pada stainless steel atau high nickel steel akan diperoleh apabila baja
ini di purging sehingga kandungan oxygen kurang dari 1 %. Purging dengan empat
hingga sepuluh kali volume yang diperlukan, dilakukan untuk mendapatkan secara
relatif gas inert di udara. Apabila keberadaannya tidak tertentu berkaitan
dengan kecukupan purge gas tersebut, bisa digunakan mine safety oxygen
analyzer untuk memeriksa kandungan oxygen pada purge gas yang dikeluarkan
dari daerah pengelasan.
Gas
purging pertama kali dilakukan dengan kecepatan aliran tinggi, misalnya 30
hingga 90 CFH untuk membilas sistim, kemudian diturunkan hingga 5 sampai 8 CFH
pada proses pengelasan. Harus ada perhatian khusus untuk memastikan bahwa
tekanan backup gas tidak berlebihan ketika mengelas root pass, bila tidak logam
las akan meleleh atau terbentuk cekungan pada akar las. Pembuangan yang memadai
penting sekali untuk menghindarkan terbentuknya tekanan berlebihan selama proses
pengelasan. Daerah pembuangan pada exhausting backup gas paling tidak
harus sama dengan daerah terbuka yang dipakai untuk memuat backup gas ke
system. Setelah selesai melakukan pengelasan pada root pass dan fill layer,
backup gas purge bisa dihentikan. Jumlah fill layer yang dibutuhkan sebelum
menghentikan gas purge tergantung dari tebal lapisan dan penetrasi.
3.
Gas Metal
Arc Welding
Proses
las GMAW dikerjakan dengan mempergunakan elektroda solid atau tubular sesuai
dengan komposisi diinginkan, yang diumpankan melalui suatu spool atau gulungan.
Elektroda ini diumpankan secara kontinyu dari sebuah gun atau torch
sambil mempertahankan busur yang terbentuk antara ujung elektroda dengan base
metal.
Gambar
100-4 memperlihatkan peralatan las GMAW, dan Gambar 100-5 menjelaskan proses
kerjanya. Pengelasan GMAW disebut juga dengan MIG (metal inert gas).
Singkatan MIG ini tidak lagi menjelaskan proses las GMAW, karena tidak semua
gas pelindung yang dipakai oleh proses ini adalah gas inert. Di dalam
pengelasan GMAW, elektroda umumnya berbentuk solid dan semua gas pelindung
berasal dari sumber luar.
Ada
tiga jenis proses GMAW yang banyak dipakai yaitu:
1. Short-circuiting (GMAW-S).
2. Spray atau globular transfer GMAW.
3. Pulsed arc (GMAW-P).
Short
Circuiting (GMAW-S)
Short-circuiting
atau hubungan singkat adalah suatu jenis transfer busur (disebut juga dengan short
arc atau dip transfer). Pada GMAW jenis ini, cairan logam dari ujung
kawat elektroda menyentuh genangan kawah las, sehingga terbentuk hubungan
singkat. Pada awal siklus hubungan singkat, ujung elektroda cair berbentuk bola
kecil, yang bergerak menuju benda kerja. Ketika cairan logam ini menyentuh
benda kerja, terjadi hubungan singkat. Bola cair ini kemudian terlepas dari
kawat, memutuskan jembatan cair antara kawat elektroda dengan benda kerja.
Busur kemudian menyala kembali dan siklus berulang lagi. Logam ditransferkan
hanya selama hubungan singkat, yang terjadi dalam frekwensi 20 hingga 200 kali
per detik. Lihat Gambar 100-6 mengenai ilustrasi proses GMAWS-S. GMAW-S
mempergunakan kawat-kawat elektroda solid diameter kecil (0,030; 0,035 atau
0,045 inci). Pengelasan bisa dilakukan secara otomatis atau semi otomatis.
Selama
pengelasan dengan GMAW-S, busur dan kawah las dilindungi oleh suatu gas atau
gas campuran. Pada carbon steel, gas pelindung umumnya adalah CO2
atau campuran argon dan CO2. Campuran 75 % argon dan 25 % CO2
sering dipakai karena karakteristik pengelasan lebih baik. Campuran gas lain
yang banyak dipakai yaitu yang mengandung helium. Komposisi gas pelindung
ditentukan untuk mendapatkan karakteristik pengelasan yang diinginkan, seperti
bentuk bead, penetrasi dan percikan las. Semakin besar jumlah CO2
berarti semakin ekonomis, tetapi akan menimbulkan penetrasi lebih dalam dan
percikan las lebih banyak, serta memperbesar hilangnya unsur Mn dan Si.
Kemampuan
pengelasan untuk semua posisi dan mudah dalam pengendalian membuat proses
GMAW-S cocok untuk pengelasan root pass pada pipa, dan pengelasan gage strip
lining tipis. GMAW-S dapat digunakan untuk berbagai macam bahan yaitu
carbon steel, chrome-moly steel, stainless steel dan paduan-paduan nikel.
Beberapa perusahaan ada yang membatasi pemakaian GMAW-S pada pengelasan pipa,
karena terdapat resiko tidak adanya penyatuan dan cold lap pada fill
pass. Dengan demikian fill pass pada pengelasan pipa dibatasi hanya pada posisi
datar saja.
Spray
Transfer atau Globular Transfer
Pada
spray transfer GMAW, pemindahan logam melintasi busur, seperti aliran
tetesan-tetesan kecil dengan diameter sama atau lebih kecil dari diameter kawat
elektroda, lihat Gambar 100-7. Spray transfer hanya terjadi pada gas pelindung
argon tinggi (80 % argon atau lebih). Transfer yang terjadi di atas arus
minimum, disebut arus transisi, tergantung pada komposisi dan diameter filler
metal. Misalnya arus transisisi untuk filler metal baja diameter 0,045 inci
adalah 220 amper. Apabila arus di bawah arus transisi, ukuran tetesan menjadi
lebih besar dari diameter kawat elektroda, dan menjadi globular transfer.
Globular transfer GMAW selalu dilakukan dengan memakai gas pelindung CO2.
Gambar 100-8 mengilustrasikan globular transfer GMAW.
GMAW
Spray transfer menghasilkan percikan las paling sedikit dari berbagai jenis
transfer logam. Panas masukan yang tinggi menghasilkan penetrasi yang bagus dan
laju pengisian tinggi, tetapi aplikasi proses spray transfer ini hanya terbatas
pada pengelasan posisi datar dan horizontal saja. GMAW globular transfer dengan
tetesan besar, membuat pengelasan pada posisi-posisi sulit menjadi lebih sukar
dan percikan las menjadi lebih banyak.
Pulsed
Arc
Proses
las pulsed arc atau GMAW-P dilakukan dengan sumber listrik tegangan tetap (constant
voltage). Dengan sumber listrik CV ini, arus listrik diatur secara otomatis
untuk mencairkan elektroda dengan kelajuan tertentu, bergerak menuju benda
kerja. Apabila tinggi busur lebih pendek atau lebih panjang, sumber listrik
akan merubah arus output untuk memperbesar atau memperkecil pembakaran
elektroda sambil menjaga jarak busur dan tegangan tetap konstan.
Pulsed
arc welding adalah sebuah proses las transfer sembur yang menggunakan sumber
listrik khusus (pulsed atau synergic MIG), yang dapat merubah arus las antara
arus pulsa tinggi dan tingkat arus back ground rendah, berulang-ulang kali
setiap detik. Selama pulsasi ini, terjadi transfer logam las melalui busur.
Gambar 100-9 memperlihatkan spray transfer yang terjadi dengan arus rata-rata
di bawah arus transisi logam pengisi.
Arus
back ground berfungsi untuk menjaga busur, ketika masing-masing pulsa
arus mempunyai cukup tenaga untuk melepaskan satu tetesan dari ujung kawat.
Transfer logam terjadi selama pulsa arus tinggi, ketika tetesan logam (£ 1 diameter kawat) melewati busur dengan arus
rata-rata lebih rendah dari yang dibutuhkan pada spray transfer atau
konvesional.
Shielding
Gas yang Direkomendasikan
Shielding
gas yang direkomendasikan untuk proses pengelasan GMAW dan FCAW-G diberikan
pada Appendix A Alloy Fabrication Data, untuk baja paduan yang akan dilas.
Keuntungan
Proses
pengelasan GMAW dapat dikerjakan secara semi-otomatis atau otomatis. Asap dan
percikan las pada GMAW hubungan singkat lebih sedikit dibandingkan dengan SMAW,
juga tidak ada slag yang harus dibersihkan setelah pengelasan selesai.
Kecepatan pengelasan dan laju pengisian sama atau bisa lebih besar dari pada
SMAW. Larutan logam las umumnya lebih rendah karena penetrasi GMAW lebih
dangkal. Dengan panas masukan rendah dan penetrasi yang dangkal, logam-logam
tipis lebih mudah disambung dan sambungan yang memiliki celah root lebih lebar
akan lebih mudah dilas. Pada fabrikasi pipa-pipa di bengkel, root pass bermutu
tinggi dapat dikerjakan lebih cepat pada berbagai posisi dan pada umumnya
dengan biaya lebih rendah.
GMAW
spray transfer dan globular transfer mempunyai kawah las yang lebih mudah
dilihat, sama halnya dengan las busur teknik hubungan singkat (short
circuiting arc) tetapi tanpa slag. Karena tidak ada flux dan relatif
sedikit jumlah deoxidizer yang diberikan pada kawat, lebih sedikit pekerjaan
membersihkan yang diperlukan setelah pengelasan selesai. Keseragaman panjang
busur dipertahankan dengan cara membuat sumber listrik memiliki tegangan
konstan. Proses las GMAW mempunyai laju pengisian lebih besar pada pengelasan
paduan-paduan ferrous dan non-ferrous. Proses ini cocok dipergunakan pada las
kampuh dan pengelasan untuk membuat lapisan anti karat pada stainless steel,
nickel based alloys dan paduan-paduan tembaga seperti aluminum bronze.
Kelemahan.
Peralatan
las GMAW lebih mahal, dan lebih rumit dalam pemasangan dan perawatan,
dibandingkan dengan SMAW. Biaya kawat las dan shielding gas bisa menjadi lebih
mahal dibandingkan dengan elektroda terbungkus, tetapi hal ini bisa diimbangi
karena produktivitas yang tinggi dan sedikitnya pemborosan.
Shielding
gas pada pengelasan GMAW dapat terganggu karena pengaruh tiupan angin, sehingga
harus diambil tindakan pencegahan apabila kecepatan angin lebih dari 5 mph.
Pelindung angin atau tirai khusus dapat dipakai untuk menahan atau mengurangi
tiupan angina, sehingga kecepatannya cukup rendah untuk menjaga shielding gas
secara memadai. Memperbesar aliran gas untuk mengimbangi pengaruh tiupan angin
yang berlebihan, akan menimbulkan masalah lain yang lebih buruk, karena akan
timbul turbulensi disekitar busur yang akan menarik udara disekitarnya.
GMAW
memerlukan ruang gerak yang lebih besar terhadap benda kerja karena pengaruh
ukuran welding gun dan nozzle. Pada umumnya alat pengumpan kawat harus
ditempatkan sedekat mungkin dengan benda kerja.
Short-circuiting
welding dapat dipakai untuk mengelas root
pass dengan cara butt weld atau sambungan bercabang tetapi harus dikontrol
ketat saat melakukan fill pass, karena ada resiko non-fusion atau cold
lap. Ketika melakukan fill pass pada pengelasan pipa dengan cara butt weld,
pengelasan hanya dilakukan dengan cara las naik yaitu antara posisi jam 10 dan
jam 2, dimana pipa bisa ditahan tetap oleh kuda-kuda penyangga (posisi 5G) atau
diputar (1G). Proses pengelasan ini tidak cocok dikerjakan pada fillet weld
apabila tebal logam lebih dari 1/4 inch, dan pada umumnya tidak digunakan untuk
fabrikasi pressure vessel, tangki atau palang-palang struktur.
Lack
of fusion yang terletak diantara
lapisan-lapisan las sukar dideteksi dengan radiography dan karena pengaruh
kontrol yang buruk dari proses hubungan singkat ini, masalah LOF menjadi cukup
berat, sehingga membuat beberapa fabrikator meninggalkan proses pengelasan ini.
Dibandingkan dengan proses las SMAW, pengelasan short-circuiting butuh
kebersihan, dan kelurusan sambungan serta penggerindaan tack weld yang lebih
baik guna mendapatkan hasil pengelasan root pass bermutu tinggi.
LOF
tidak akan menjadi masalah jika panas masukan dibuat lebih tinggi pada GMAW
spray transfer atau globular transfer. Pada GMAW spray transfer, terdapat
radiasi busur yang banyak. Hal ini tidak menyenangkan bagi juru las dan membuat
proses ini lebih cocok untuk las otomatis pada beberapa aplikasi. Pengelasan
GMAW spray transfer terbatas pada pengelasan posisi datar dan horizontal saja
karena kawah las lebih besar.
Aplikasi
pada Pekerjaan
Proses
GMAW short-circuiting dapat menghemat waktu saat pengelasan root pass pada pipa
dan pemasangan alloy strip lining pada pressure vessel.
Baik
GMAW spray transfer ataupun globular transfer dapat digunakan pada fabrikasi
pipa dan pressure vessel untuk selain dari root pass. Kedua proses ini dapat
juga digunakan untuk membuat lapisan tahan karat. Spray transfer digunakan
dengan cara butt weld pada pengelasan stainless steel, paduan nikel dan paduan
tembaga. Pulsed arc welding dapat dipakai untuk aplikasi yang sama, tetapi
mempunyai keuntungan dapat mengelas dengan semua posisi. Spray transfer tidak
dianjurkan untuk mengelas carbon steel apabila masih dapat dikerjakan dengan
proses las SAW, tetapi bisa digunakan untuk mengelas tembaga dan paduan-paduan
nickel.
4.
Flux Cored Arc Welding
Flux
cored arc welding atau las busur berinti flux mirip dengan proses las GMAW,
yaitu menggunakan elektroda solid dan tubular yang diumpankan secara kontinyu
dari sebuah gulungan. Elektroda diumpankan melalui gun atau torch
sambil menjaga busur yang terbentuk diantara ujung elektroda dengan base metal.
FCAW menggunakan elektroda dimana terdapat serbuk flux di dalam batangnya.
Butiran-butiran dalam inti kawat ini menghasilkan sebagian atau semua shielding
gas yang diperlukan. Jadi berlawanan dengan GMAW, dimana seluruh gas pelindung
berasal dari sumber luar. FCAW bisa juga menggunakan gas pelindung tambahan,
tergantung dari jenis elektroda, logam yang dilas, dan sifat dari pengelasan
yang dikerjakan.
Ada
dua jenis variasi FCAW yang memiliki kegunaan berbeda-beda tergantung dari
metode gas pelindung.
–
Gas Shielded (FCAW-G).
–
Self-shielded (FCAW-SS).
Proses
(FCAW-G) atau berpelindung gas memerlukan shielding gas yang berasal dari
sumber luar (biasanya CO2 atau campuran argon-CO2 seperti
tampak pada Gambar 100-10.
Proses
(FCAW-SS) memiliki pelindung sendiri misalnya Lincoln Innershield, seperti
tampak dalam gambar 100-11. FCAW dapat dikerjakan secara otomatis atau
semi-otomatis, tetapi yang paling banyak dipakai adalah proses semi-otomatis.
Gas
Shielded Flux Cored Arc Welding
Elektroda
FCAW-G dapat digunakan untuk mengelas carbon steel, low alloy steel dan
stainless steel. Berpedoman pada AWS, elektroda-elektroda yang digunakan pada
pengelasan FCAW dibicarakan pada pasal 1.3.3. Pada pengelasan carbon steel dan low
alloy steel, elektroda berinti flux yang banyak dipakai adalah dari jenis T-1 (acid
slag), T-2 (single pass welding) dan T-5 (basic slag).
Elektroda
T-1 memiliki sifat-sifat pengelasan bagus, tetapi acid slag tidak membantu
menjaga logam las menjadi rendah hydrogen kecuali bila dibuat secara khusus.
Hanya sejumlah tertentu elektroda berinti flux yang memenuhi syarat low
hydrogen (kurang dari 10 ml/100 g logam las), dan ini adalah yang paling banyak
tersedia dari jenis T-1. Elektroda tipe T-1 bisa digunakan baik dengan gas
pelindung CO2 ataupun campuran argon-CO2. Elektroda T-1
akan memiliki busur lebih halus dan percikan las lebih sedikit bila menggunakan
gas pelindung argon-CO2, meskipun logam las mempunyai unsur Mn dan
Si sedikit lebih tinggi. Elektroda EX0T-1 didisain hanya untuk mengelas pada
posisi datar dan horizontal saja. Elektroda EX1T-1 dibuat untuk pengelasan
semua posisi dengan diameter hingga 1/16 inch. Pengelasan posisi vertikal
umumnya dikerjakan dengan arah las naik.
Elektroda
tipe T-2 dirancang untuk pengelasan single pass pada logam-logam berkarat, dan
mempunyai deoxidizer Mn dan Si lebih tinggi. Elektroda T-2 ini jangan sekali-kali
digunakan untuk pengelasan multipass karena peningkatan unsur Mn dan Si
menyebabkan tensile strength logam las yang tidak terlarut akan bertambah besar
(lebih dari 100 ksi), sehingga menimbulkan masalah retak ketika sedang dilas
atau pada kondisi pemakaian sour service.
Elektroda
tipe T-5 mempunyai basic slag dengan kandungan hydrogen logam las lebih
rendah dan memperbesar impact properties dan daya tahan terhadap retak
yang memuaskan. Meskipun demikian, elektroda ini juga mempunyai sifat-sifat
pengelasan lebih buruk dibandingkan dengan elektroda T-1. Saat ini elektroda
T-1 terbaru sudah dikembangkan yang menggabungkan dua jenis elektroda yang
paling baik, sehingga elektroda T-5 menjadi jarang dipakai lagi.
Self
Shielded Flux Cored Arc Welding
Elektroda
EX1T-8 adalah elektroda FCAW-SS (Lincoln Innershield) untuk pengelasan carbon
steel dan low alloy steel yang mendapat perhatian besar dari beberapa
perusahaan. Elektroda ini bisa dipakai untuk pengelasan semua posisi, notch
toughness bagus dan pada umumnya mempunyai kandungan hydrogen rendah
(kurang dari 10 ml/100 logam las). Elektroda-elektroda ini digunakan dengan
berbagai diameter mulai dari 0,068 hingga 3/32 inch. Pengelasan semua posisi
dilakukan dengan elektroda diameter 5/64 inch atau lebih kecil, sementara
elektroda dengan ukuran lebih besar hanya digunakan untuk pengelasan posisi
datar dan horizontal saja. Las turun umumnya tidak dilakukan kecuali bila
menggunakan elektroda khusus yang dirancang untuk pengelasan pipe line.
Elektroda self-shielded mempunyai denitrifiers guna menghindarkan
porosity karena tangkapan nitrogen selama proses pengelasan. Pada umumnya
aluminum dipakai sebagai denitrifyng las, karena deposit las dengan kandungan
aluminum hingga 1% dianggap tidak berbahaya.
Pengelasan
dengan proses FCAW-SS pada pekerjaan-pekerjaan yang kritikal seperti sambungan
T-Y-K dan kombinasinya pada anjungan lepas pantai, membutuhkan juru las yang
dilatih secara khusus dan mematuhi prosedur las yang sudah dibuat dengan ketat,
seperti elektroda, lebar ayunan, tebal lapisan dan pemanasan awal.
Keuntungan
Proses
FCAW-G mempunyai keunggulan yaitu penetrasinya lebih dalam dan laju pengisian
lebih tinggi dibandingkan dengan proses SMAW. Dengan demikian proses las ini
menjadi lebih ekonomis pada pekerjaan di bengkel-bengkel las. Unsur-unsur
paduan bisa ditambahkan pada inti flux untuk membuat jenis komposisi menjadi
lebih banyak, termasuk beberapa logam paduan rendah dan stainless steel. Flux
memberikan perlindungan bagus pada kawah las dengan membentuk selubung gas
pelindung dan lapisan slag. Meskipun demikian, proses ini tidak mentolerir
tiupan angin lebih dari 5 mph tanpa porosity berlebihan. FCAW-G cocok untuk
pengelasan semua posisi tanpa menimbulkan masalah lack of fusion seperti
yang terdapat pada GMAW hubungan singkat.
Filler
metal FCAW-SS menghilangkan kebutuhan terhadap gas pelindung dari luar dan
mentoleransi kondisi angin yang lebih kuat tanpa menimbulkan porosity. Proses
ini dianggap sama dengan proses elektroda terbungkus terhadap toleransi angin.
Dengan juru las yang dilatih dengan baik dan pengawasan yang berhati-hati,
FCAW-SS bisa digunakan untuk pengelasan dari arah satu sisi, pada sambungan
T-Y-K seperti struktur anjungan lepas pantai untuk menggantikan elektroda
terbungkus. FCAW-SS juga bisa digunakan untuk fill pass pengelasan semua posisi
pada butt weld atau fillet weld. Juru las perlu dilatih dengan prosedur khusus
tetapi proses tersebut mudah dipakai. Aplikasi proses FCAW-SS meliputi
pengelasan benda-benda tebal, pipelines dan pelapisan.
Kelemahan
FCAW-G
dan FCAW-SS kedua-duanya membentuk lapisan slag yang harus dikikis diantara
lapisan-lapisan las. Baik FCAW-G ataupun FCAW-SS bukan merupakan proses low
hydrogen; filler metal harus dibeli dari pabrik elektroda yang dilengkapi
dengan syarat-syarat low hydrogen. Pengelasan yang dilakukan dengan proses ini
dapat menimbulkan notch toughness yang buruk. Filler metal yang
digunakan harus memenuhi persyaratan uji impak seperti elektroda T-1, T-5 dan
T-8. Elektroda-elektroda ini umumnya memiliki kandungan hydrogen lebih rendah
dan mempunyai persyaratan kimia khusus untuk menghasilkan sifat yang lebih
konsisten. Proses pengelasan FCAW-G tidak boleh dilakukan apabila kecepatan
angin lebih dari 5 mph karena ada resiko porosity berlebihan. Menaikkan aliran
gas untuk mengatasi hembusan angin yang tinggi bukan menyelesaikan masalah,
karena dapat menimbulkan kondisi yang lebih buruk karena menghasilkan
turbulensi yang akan menarik udara disekitarnya.
Proses
FCAW-G menghasilkan lebih banyak asap dari pada kawat solid GMAW. Kawat FCAW-SS
bahkan menimbulkan lebih banyak asap, sehingga pada pekerjaan di
bengkel-bengkel las dibutuhkan ventilasi yang memadai dan kadang-kadang
memerlukan alat khusus pembuang asap di daerah welding gun. Tingkat asap
pada FCAW-SS stainless steel atau pada kawat-kawat FCAW-G hampir sama dengan
elektroda stick, dan lebih kecil dari pada kawat carbon steel berpelindung diri
(self-shielded wires). Pengelasan yang dilakukan dengan kawat FCAW-SS
perlu kontrol yang ketat terhadap tebal dan lebar bead dan elektrode
stickout guna mendapatkan sifat-sifat ketangguhan yang tinggi.
Aplikasi
pada Pekerjaan
Proses
FCAW-G dapat dilakukan dengan semua posisi untuk pengelasan struktural, pipa
atau pressure vessel secara butt weld atau fillet weld. Proses FCAW-SS terutama
mempunyai keunggulan karena dapat digunakan untuk pengelasan struktur, seperti
bangunan dan anjungan lepas pantai dimana lokasi lapangan atau rumitnya
struktur membuat pemakaian peralatan las SAW menjadi tidak praktis dan
penggunaan proses SMAW kurang kompetitif. Elektroda-elektroda berpelindung diri
(self-shielded wires) bisa digunakan untuk pengelasan root pass dan fill
pass dari arah satu sisi pada sambungan T-Y-K pada anjungan lepas pantai,
apabila pihak Kontraktor dapat mendemontrasikan bahwa mereka mempunyai
pengalaman dengan proses tersebut, welder dan inspektor yang terlatih, serta
memiliki prosedur las yang sudah diakui.
5.
Submerged Arc Welding
SAW atau las busur terbenam termasuk salah satu las busur
listrik, dimana busur dan kawah las ditutupi oleh lelehan flux dan lapisan
butiran-butiran flux seperti tampak pada Gambar 100-12.
Pada
proses ini busur las tidak terlihat. Elektroda diumpankan secara kontinyu dari
sebuah gulungan dengan cara yang sama seperti pada proses GMAW. Panas busur
melelehkan base metal, elektroda dan flux sehingga menghasilkan kawah las yang
ditutupi oleh lapisan slag cair. Lapisan slag melindungi kawah las sampai
membeku. Karena busur tidak terlihat, pengelasan dapat dilakukan tanpa
menimbulkan radiasi besar dimana hal ini sudah merupakan sifat dari proses
busur terbuka, dan juga menghasilkan sangat sedikit asap.
Pengelasan
dengan proses SAW pada umumnya dilakukan di bengkel-bengkel, karena benda kerja
dapat diletakkan dengan posisi datar untuk memperoleh laju pengisian yang lebih
tinggi. Proses pengelasan SAW juga sudah digunakan dilapangan untuk mengelas
dinding tangki penyimpanan minyak secara horizontal dengan menggunakan alat
khusus pengelasan posisi jam 3, dan juga untuk mengelas plat bola yang dirakit
dilapangan dan diatur untuk pengelasan posisi datar.
Karena
penetrasi SAW dalam, proses ini tidak cocok untuk mengelas root pass tanpa
terlebih dahulu diberi penyangga las. Penyangga (back up) dapat bersifat
sementara atau permanen. Pengelasan dari arah satu sisi bisa dilakukan dengan
memberi bahan penyangga sementara seperti batangan tembaga, flux back up,
atau pita back up khusus dari bahan flux atau keramik. Bahan-bahan penyangga
sementara yang lain adalah batangan baja, yang juga dapat digunakan untuk
meluruskan sambungan. Penyangga ini dilepaskan sebelum mengelas dari arah
sebaliknya.
Sambungan
las untuk SAW pada umumnya dirancang dengan land lebih tebal dan tanpa
celah agar dapat menopang logam las selama pengelasan dari sisi pertama. Karena
penetrasi lebih dalam, sisi sebaliknya dapat dilas tanpa perlu diback
gouging. Contohnya adalah double SAW (disingkat dengan DSW), yang
dilakukan oleh pabrik-pabrik pembuat pipa.
SAW
bisa digunakan dengan arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC), tetapi arus
DC lebih banyak dipakai karena penyalaan busur lebih mudah dan penetrasinya
lebih dalam. Jenis lain SAW adalah tandem arc welding, yang menggunakan
dua batang elektroda sekaligus, dan bisa dikerjakan dengan arus DC-AC atau
AC-AC. Proses las SAW biasanya dikerjakan secara otomatis. Bisa juga dilakukan
secara semi-otomatis dengan gun genggam tetapi laju pengisian kurang
memuaskan. Flux SAW harus disimpan ditempat yang hangat, kering dan harus
direkondisi apabila lembab (sesuai dengan petunjuk pabrik). Kawat untuk
pengelasan SAW juga mesti disimpan ditempat yang kering.
Keuntungan
Proses
las SAW ini dapat digunakan untuk mengelas carbon steel, low alloy steel,
stainless steel dan beberapa paduan nikel tinggi. Proses ini digunakan secara
luas untuk membuat lapisan anti karat dengan menggunakan elektroda berbentuk
lembaran (tebal 0,5 mm dan lebar 60 mm). Proses las ini dapat dikerjakan dengan
arus lebih tinggi serta elektroda berganda, sehingga diperoleh laju pengisian
dua hingga sepuluh kali lebih cepat dari pada SMAW. Karakteristik penetrasi
yang dalam dari proses SAW ini menyebabkan kampuh las bisa dibuat lebih sempit,
sehingga dapat mengurangi jumlah lapisan yang diperlukan dan juga menghemat
waktu pengelasan. Lapisan slag yang menyelimuti logam las memberikan
perlindungan yang handal terhadap logam las cair, sehingga menghasilkan deposit
las bermutu tinggi.
Sebagai
sebuah proses las busur terbuka, SAW tidak menimbulkan radiasi tinggi dimana
hal ini memberikan kenyamanan kepada juru las. SAW adalah proses las rendah
hydrogen, tetapi kandungan hydrogennya tergantung dari tingkat kekeringan dan
jenis flux yang dipakai. Kekerasan di daerah HAZ cenderung lebih rendah karena
panas masukan yang lebih tinggi menyebabkan laju pendinginan menjadi lebih
lambat. Pada umumnya tampilan bead yang halus dari pengelasan SAW
membuat inspeksi visual menjadi lebih mudah terhadap cacat-cacat las karena
kesalahan operator atau kesalahan fungsi peralatan.
Kelemahan
Di
dalam prakteknya, proses las SAW membutuhkan penanganan dan waktu pemasangan
lebih banyak untuk meletakkan benda kerja sedemian rupa sehingga pengelasan
dapat dilakukan dengan posisi datar. Terbatasnya pandangan mata terhadap busur
dan kawah las selama pengelasan membuat proses ini menjadi lebih sulit dalam
mempertahankan posisi las di atas sambungan, meskipun pada umumnya hal ini
tidak menjadi masalah. Waktu pemasangan untuk pengelasan lebih lama
dibandingkan dengan GMAW dan SMAW, sehingga proses ini tidak ekonomis pada
pekerjaan-pekerjaan kecil. Apabila menggunakan panas masukan lebih besar, bisa
terbentuk butiran-butiran kasar di daerah HAZ. Keadaan ini menyebabkan
hilangnya sifat impact, yang pada beberapa aplikasi tidak diperbolehkan.
Pada pengelasan dengan lapisan banyak, harus dipilih kombinasi kawat/flux yang
sesuai sehingga dapat mencegah pembentukan unsur Mn dan Si pada logam las,
karena unsur-unsur ini akan menaikan kekerasan, menurunkan ketangguhan, dan
menimbulkan masalah retak pada sour service.
Cacat-cacat
las yang umum terjadi pada SAW:
1.
Porosity karena kontaminasi pada pengelasan. Hal ini terjadi karena
pembersihan karat dan kerak pada sambungan tidak sempurna.
2.
Slag inclusion karena muka las terlalu cembung atau undercut. Hal
ini terjadi karena slag terkurung disepanjang sisi logam las dan tidak terbuang
selama pembersihan.
3.
Retak ditengah las-lasan karena bentuk bead tidak tepat. Hal ini terjadi
pada pengelasan dimana kedalamannya lebih besar dibandingkan lebar.
Pertimbangan
Dalam Memilih Kombinasi Kawat/Flux
Unsur-unsur
paduan bisa ditambahkan baik pada kawat elektroda ataupun flux, tetapi kontrol
kimia yang lebih baik akan diperoleh apabila suatu paduan tertentu ditambahkan
pada kawat dan menggunakan flux netral. Kelarutan logam induk pada SAW lebih
besar dibandingkan dengan proses pengelasan yang lain, karena penetrasinya
lebih dalam. Kelarutan logam induk ini mempunyai pengaruh signifikan pada sifat
kimia logam las dan harus dipertimbangkan ketika memilih kombinasi kawat/flux,
terutama pada logam-logam tipis. PWHT akan mengurangi kekerasan logam las
tetapi juga menurunkan tensile strength. PWHT penting sekali dilakukan apabila
temperatur pengelasan lebih tinggi dan holding time lebih lama. Pengaruh
PWHT terhadap tensile strength harus dipertimbangkan dalam memilih kombinasi
kawat/flux. Sehingga perhatian yang seksama harus dilakukan di dalam memilih
kombinasi kawat/flux yang akan menghasilkan komposisi logam las dengan sifat
kimia dan kekuatan yang sempurna.
Aplikasi
pada Pekerjaan
Pada
umumnya beberapa perusahaan tidak memakai proses las SAW otomatis ini apabila
tidak banyak permintaan yang bisa dijadikan alasan untuk menggunakan proses las
ini. Walaupun peralatan tersedia untuk pengelasan semi otomatis, proses las SAW
kurang memuaskan dari pada GMAW karena GMAW lebih serba guna.
Proses
las SAW digunakan secara luas oleh suplier untuk mengelas struktur-struktur
besar seperti tangki, pressure vessel, kapal, anjungan lepas pantai termasuk
alat pengeboran dibawah laut. Proses las ini digunakan juga untuk membuat
lapisan selubung baik dengan elektroda lembaran ataupun berupa kawat.
Casino City, San Diego, CA - Mapyro
BalasHapusFind Casino City, San Diego, CA, 이천 출장샵 United States, United 광양 출장안마 States, You'll be driving a car up to and below 창원 출장마사지 the gaming 순천 출장샵 floor where 정읍 출장샵 you will see a massive sign and a large